Momen sebagai narasumber "Public Speaking: Modal Besar Membangun Personal Branding"
pada masa karantina Pemilihan Putra Putri Kabupaten Bone 2025, di Bunir Coffee, Sabtu, 5 April 2025.
Berbagi ilmu dengan orang banyak, terutama dalam event seperti ini, menjadi suatu yang menyenangkan. Ada rasa puas yang tidak bisa dijelaskan, ketika apa yang disampaikan mampu membuka cakrawala berpikir orang lain.
Terima kasih untuk setiap audiens yang pernah duduk mendengarkan, memberi senyum, bahkan anggukan kecil. Dari mereka saya belajar, bahwa setiap kalimat yang keluar punya tanggung jawab besar untuk dituntaskan dengan nilai.
"Karena sejatinya, setiap langkah kecil yang kita bagi, bisa jadi inspirasi besar bagi orang lain."
Tak hanya sekadar menambah pengalaman, tapi juga menjadi peluang untuk terus belajar dari setiap detiknya, dan membangun fondasi yang kuat untuk impian besar dalam hidup. Personal branding bukan soal pencitraan, tapi tentang membangun identitas otentik yang memberi nilai pada orang lain. Dan bicara di depan umum adalah jembatannya.
Berawal dari kegalauan eksistensial karena dulu tak mampu bicara percaya diri di hadapan umum saat lomba PORSENI kelas 7. Lalu mulai ‘kecanduan’ mic sejak pertama kali memberi pidato motivasi saat pemilihan ketua organisasi di kelas 9 SMP.
Dan kini, tidak pernah terbayang sebelumnya, bahwa hari ini telah menjadi seorang narasumber yang mengisi hampir 10 event. Mungkin terbilang sedikit, tapi bagiku, ini adalah batu loncatan besar untuk menjadi pribadi yang lebih baik pasca-SMA.
"Setidaknya, pastikan bahwa hari ini lebih baik dari kemarin."
Dulu, yang saya tahu tentang public speaking hanyalah keberanian untuk bicara. Tapi seiring waktu, saya belajar bahwa berbicara bukan soal lantang, tapi soal makna. Bukan soal tampil, tapi soal menyentuh.
Untuk kamu yang masih takut untuk bicara di depan umum, percayalah, setiap pembicara hebat pernah gugup di awalnya. Pernah jatuh ketika melangkah. Percayalah pada proses. Suatu hari kamu akan berdiri di atas panggung yang sama, dan tersenyum pada versi lamamu.
Andi Muhammad Ghani Rahman
0 Komentar